Iklan

Waspadalah Infeksi Saluran Kemih Pada Anak

22 Juli 2015, Juli 22, 2015 WIB Last Updated 2015-11-18T03:29:54Z


Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi yang terjadi pada ginjal dan saluran kemih, salah satu penyakit infeksi yang sering terjadi pada anak selain infeksi saluran napas atas dan diare. ISK perlu mendapat perhatian para tenaga kesehatan dan orangtua karena ISK merupakan penyakit yang sering menyebabkan gagal ginjal pada anak yang mengakibatkan anak memerlukan tindakan cuci darah (dialisis) dan cangkok ginjal (transplantasi ginjal). 

Selain itu, ISK dapat menyebabkan berbagai gejala yang tidak menyenangkan dan komplikasi, seperti demam, nyeri pinggang, nyeri ketika berkemih, hipertensi (tekanan darah tinggi), dan infeksi di seluruh tubuh (sepsis) yang menyebabkan kematian. ISK yang terjadi pada perempuan ketika masih anak-anak dapat menimbulkan komplikasi kelak pada saat mereka menjadi ibu hamil. Oleh karena itu, ISK pada anak memerlukan tata laksana yang optimal. ISK paling sering disebabkan kuman Escherichia coli (E. coli) yaitu sekitar 60-80 persen. Kuman ini berasal dari saluran cerna. Selain kuman E. coli, ISK dapat disebabkan kuman lain, seperti Klebsiela, Proteus, Enterokokus, Enterobakter, dan berbagai kuman lainnya.

Cara mengetahui
ISK ditegakkan berdasarkan riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium yang dipastikan dengan biakan air kemih. Gejala klinis ISK pada anak sangat bervariasi, bergantung pada usia, tempat infeksi, dan beratnya reaksi peradangan. Perlu diketahui bahwa pada sebagian anak, ISK tidak menunjukkan gejala klinis dan disebut dengan ISK asimtomatik. Pada bayi baru lahir (neonatus), gejala klinis tidak spesifik sehingga sering tidak terdeteksi, dapat berupa apatis, kesulitan minum, tampak kuning, gagal tumbuh, muntah, diare, suhu tubuh turun atau meningkat.

Pada bayi usia satu bulan sampai satu tahun, gejala klinis dapat berupa demam, penurunan berat badan, gagal tumbuh, nafsu makan berkurang, cengeng, tampak kuning, kolik, muntah, dan diare. Pada anak lebih besar, gejala penyakit biasanya lebih khas, berupa gejala lokalsaluran kemih, seperti nyeri ketika berkemih, anyang-anyangan, ngompol, air kemih keruh, dan nyeri pinggang. Selain itu, dapat dijumpai mual, muntah, diare, demam tinggi disertai menggigil, yang kadang-kadang sampai kejang.

Untuk menentukan adanya ISK, diperlukan pemeriksaan laboratorium yang meliputi pemeriksaan air kemih (urinalisis), biakan air kemih, dan pemeriksaan darah. Urinalisis dilakukan untuk melihat tanda infeksi seperti adanya leukosit( sel darah putih), reaksi nitrit, leukosit esterase. Untuk biakan air kemih, diperlukan pengambilan sampel urine yang sesuai.

Membedakan ISK atas dengan ISK bawah atau antara ISK simpleks dan kompleks sangat penting, mengingat risiko terjadinya parut ginjal dan tata laksananya berbeda. Membedakan ISK atas dan bawah dilakukan berdasarkan gejala klinis, pemeriksaan fisik, laboratorium, dan pemeriksaan radiologik.

Perlu dilakukan pemeriksaan untuk mencari kelainan pada ginjal dan saluran kemih yang mempermudah terjadinya ISK, yaitu dengan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan pencitraan (radiologi). Beberapa kelainan yang mempermudah terjadinya ISK, antara lain fimosis (kulup menyempit), kelainan muara saluran kemih, batu saluran kemih, hidronefrosis, pelebaran saluran kemih. Berbagai pemeriksaan pencitraan dapat dilakukan sesuai dengan keperluannya antara lain ultrasonografi (USG). Jika ditemukan kelainan, dilakukan penanggulangan sesuai dengan jenis kelaiana, dapat berupa tindakan bedah atau nonbedah. 


Penulis: Sudung O. Pardede (Ikatan Dokter Anak Indonesia)
Catatan: Artikel ini dimuat di Kompas Klasika tanggal 27 Mei 2012, kolom "Apa Kata Dokter"
Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Waspadalah Infeksi Saluran Kemih Pada Anak

Terkini

Iklan