Gema Jakarta, Tana Tidung - Tak mengenal tanggal merah, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui jajarannya terus memastikan produksi dan produktivitas sektor pertanian terus berjalan. Tentunya ini sebagai bentuk dukungan nyata pada petani yang tak hentinya tetap produktif di lahan pertanian demi terjaganya stok pangan.
"Tidak ada tanggal merah bagi jajaran Kementan. Hari libur bukan alasan, kita harus tetap semangat dan berdedikasi untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional,” ujar Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman beberapa waktu lalu.
Menindaklanjuti arahan Mentan, Kepala Pusat Pelatihan Pertanian (Kapuslat), Badan Penyuluhan dan Pengembangan
Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Inneke Kusumawaty yang juga penanggung jawab satgas swasembada Kaltara meninjau Kabupaten Tana Tidung yang menjadi salah satu lokasi pengembangan pertanian dan ketahanan pangan di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara), Senin (12/05/2025).
Dikenal sebagai daerah yang kaya sumber daya alam termasuk lahan pertanian, Kabupaten Tana Tidung telah menandatangani perjanjian (Optimalisasi Lahan) Oplah 2025. Hal ini dilakukan sebagai bentuk komitmen untuk memaksimalkan potensi lahan guna mencapai swasembada pangan.
Di sela-sela kunjungan ke lahan Oplah di Brigade Pangan (BP) Pagun Sembial yang berlokasi di Desa Tideng Pale, Kecamatan Sesayap, Kabupaten Tana Tidung, Kapuslatan menjelaskan bahwa di Kaltara ada 4 (empat) kabupaten untuk Oplah dan LTT.
“Walau hari libur, kami melakukan kunjungan dan berdiskusi dengan Bupati Tana Tidung beseta jajarannya untuk melakukan percepatan dan meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) di Tana Tidung. Bersama Tenaga Ahli Menteri (TAM), Bapak Hendri Sosiawan, kami memastikan konstruksi dilakukan dengan singkat mengingat luasan yang tidak telalu luas, namun tantangannya adalah adanya sungai sehingga memerlukan transportasi khusus pada saat dilakukan mobilisasi alat,” jelas Inneke.
Untuk lahan BP Pagun Sembial sendiri terbagi menjadi dua hamparan dengan total luasan 163 Ha. Kapuslat juga mengapresiasi semangat para petani BP yang sudah melakukan olah tanah untuk segera melakukan pertanaman.
“Para petani BP yang telah melakukan olah tanah sangat semangat untuk melakukan pertanaman. Kami juga mendorong pada pelaksana konstruksi Oplah dan Dinas Pertanian untuk melakukan percepatan konstruksi dan percepatan tanam, sehingga 3-4 bulan berikutnya dapat dilakukan panen untuk lahan oplah yang pertama. Tak berhenti di musim tanam pertama, kami terus mendorong agar dilakukan pertanaman selanjutnya, sehingga IP 2 di tana tidung dapat terlaksana,” tutup Inneke.
Pada kesempatan yang sama Tenaga Ahli Menteri Pertanian, Hendri Sosiawan menjelaskan terkait kondisi air yang ada. "Air yang mengalir di lahan ini memiliki PH yang netral dan cocok untuk tanaman sehingga oplah bisa segera dilakukan untuk percepatan tanam,” papar Hendri.
Terkait Oplah, Kepala BPPSDMP, Idha Widi Arsanti menjelaskan bahwa Oplah adalah program pemerintah dalam hal ini Kementan yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas lahan pertanian, melalui berbagai upaya seperti pembenahan infrastruktur irigasi, penggunaan pupuk yang tepat, dan pengembangan varietas tanaman unggul.(Lek).