Gema Jakarta- TANJUNG SELOR – Petani memegang peran kunci dalam menjaga ketahanan pangan nasional. Sebagai produsen utama berbagai komoditas pokok, mereka bukan hanya memenuhi kebutuhan dalam negeri, tapi juga mendukung ekspor pangan ke luar negeri.
Namun, hasil pertanian sangat bergantung pada cuaca dan musim. Kondisi ini membuat pendapatan petani sering tidak stabil, sehingga mereka menghadapi tantangan dalam mengelola keuangan.
Karena itu, literasi keuangan penting agar petani bisa mengatur keuangan dengan baik, membuat keputusan finansial yang tepat, dan mengelola usaha secara berorientasi bisnis demi meningkatkan kesejahteraan.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mendorong jajarannya agar aktif mendampingi petani mengelola usaha tani secara modern, termasuk soal pemasaran dan permodalan.
“Dengan literasi keuangan yang baik, petani bisa mengenali peluang investasi, mengelola risiko, dan meningkatkan pendapatan. Ini akan berdampak langsung pada kesejahteraan petani dan keluarganya,” ujar Mentan Amran.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, menegaskan komitmen peningkatan kapasitas petani melalui pelatihan.
“Kami latih petani dan penyuluh soal literasi keuangan mulai dari pemahaman konsep dasar, pengelolaan anggaran, utang, hingga investasi. Tujuannya, meningkatkan kemampuan dan keyakinan dalam mengambil keputusan keuangan,” jelas Santi.
Sebagai penanggung jawab Swasembada Pangan di Kalimantan Utara, Kepala Pusat Pelatihan Pertanian (Kapuslatan), Inneke Kusumawaty, menggelar kegiatan Pendampingan Brigade Pangan (BP) serta Pelatihan Analisis dan Pencatatan Keuangan Usaha Tani pada Senin (16/06/2025) di Tanjung Selor, Bulungan.
Inneke menekankan pentingnya literasi keuangan bagi BP agar mampu memahami produk dan layanan keuangan, mengelola utang, serta mengambil keputusan yang bijak.
“Kementan saat ini fokus meningkatkan produksi pangan, khususnya beras, lewat pembentukan Brigade Pangan di seluruh Indonesia,” ujar Inneke.
Ia menambahkan, BP ke depan akan menjadi ujung tombak dalam mengelola lahan secara modern, profesional, dan terampil. “Mereka harus dibekali agar bisa menjadikan pertanian sebagai bisnis yang menguntungkan.”
Bupati Bulungan, Syarwani, hadir langsung memberikan dukungan. Ia menyampaikan komitmennya terhadap program Pemerintah RI dalam mewujudkan kedaulatan pangan.
“Kabupaten Bulungan punya visi membangun kedaulatan pangan berbasis kearifan lokal, sejalan dengan nawacita Presiden RI. Potensi pertanian sangat besar, dan kehadiran BP diharapkan bisa mendongkrak produktivitas. Pelatihan seperti ini sangat bagus. Saya harap BP dan penyuluh menyerap ilmunya dan menerapkannya di lapangan,” tegas Syarwani.
Kegiatan ini diikuti oleh para manajer BP, divisi keuangan, serta penyuluh pertanian dari Kabupaten Bulungan, Malinau, dan Tana Tidung.