Gema Jakarta, BULUNGAN – Komitmen mendukung program swasembada pangan terus ditunjukkan oleh berbagai pihak, termasuk Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara), Zainal A. Paliwang. Saat menghadiri rapat koordinasi (rakor) swasembada pangan dan pembentukan koperasi desa/kelurahan Merah Putih Kaltara di Tanjung Selor, Senin (2/6/2025), Zainal menegaskan bahwa dirinya secara pribadi maupun atas nama Pemprov Kaltara sangat mendukung kegiatan ini sebagai bentuk dukungan terhadap program swasembada pangan nasional.
“Menindaklanjuti arahan Presiden RI, Kaltara berkomitmen penuh mendukung percepatan swasembada pangan nasional. Untuk optimasi lahan (Oplah) sawah, Kaltara menargetkan hampir 11 ribu hektare, namun baru 35 persen yang terealisasi. Karena itu, Pemprov terus mendorong percepatan melalui berbagai langkah,” ujar Zainal.
Ia menambahkan, target luas tambah tanam (LTT) dan optimasi lahan (Oplah) sawah 2025 menjadi agenda prioritas daerah sebagai bukti nyata dukungan terhadap swasembada pangan.
“Kemarin, Menteri Pertanian telah hadir langsung ke Kaltara dalam kunjungan kerjanya. Ini menjadi tantangan bagi kami untuk bersama mewujudkan swasembada pangan. Sebagai bentuk dukungan, Kaltara menargetkan tanam padi seluas 32.549 hektare pada 2025, tersebar di lima kabupaten/kota. Rinciannya: tanam reguler 18.011 hektare, Oplah 10.258 hektare, dan padi gogo 4.280 hektare,” jelas Zainal.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menargetkan Kaltara dapat mencapai kemandirian pangan dalam waktu satu tahun.
“Target kita, paling lambat satu tahun masalah pangan selesai. Bahkan, tiga sampai lima bulan ke depan, saat panen tiba, saya akan kembali ke sini,” ujarnya.
Tak hanya swasembada, Amran bahkan berharap Kaltara bisa menjadi pemasok pangan untuk kabupaten lain, provinsi, hingga negara tetangga di ASEAN dalam satu hingga dua tahun ke depan.
“Kami ingin Kaltara mencetak sejarah baru, sebuah legacy sebagai daerah mandiri pangan,” pungkasnya.
Dalam keterangannya kepada wartawan, Kepala Pusat Pelatihan Pertanian sekaligus Penanggung Jawab Swasembada Pangan Kaltara, Inneke Kusumawaty, menjelaskan progres di lapangan.
“Target Oplah Kaltara sebesar 10.257 hektare sesuai Kepmentan. Kontrak konstruksi tahap pertama yang dilaksanakan oleh Kodim di empat kabupaten sudah berjalan dan alhamdulillah progresnya mencapai 50%. Kontrak tahap kedua akan dimulai minggu depan dan harus segera dilaksanakan karena kita mengejar target tanam di bulan Juli. Kita pastikan konstruksi selesai pada Juni 2025 agar pertanaman bisa dimulai Juli demi mencapai IP 200 dan kembali tanam pada Oktober–November 2025,” terang Inneke.
Ia menambahkan, setelah konstruksi selesai, lahan harus segera ditanami.
“Kami sudah berkoordinasi dengan Dinas Pertanian kabupaten agar penyiapan benih segera dilakukan. Kaltara mendapat tantangan langsung dari Bapak Menteri untuk mencetak sawah baru guna mewujudkan swasembada. Maka, BWS akan segera memperbaiki tata kelola air guna mendukung pertanaman di seluruh wilayah Kaltara. Pemerintah provinsi dan kabupaten/kota juga akan mencetak sawah seluas 7.000 hektare dan memastikan tanam dilakukan paling lambat Oktober–November 2025,” tambahnya.
Tak hanya fokus pada produksi dan produktivitas, Kementan juga berupaya mengubah mindset generasi muda sebagai penerus pembangunan pertanian dan membuktikan bahwa sektor pertanian menjanjikan.
“Kita ubah mindset generasi muda dan mem-branding bahwa pertanian itu keren dan menghasilkan. Ini sudah dibuktikan oleh beberapa Brigade Pangan (BP) di Kaltara. Saat ini ada 34 BP dengan anggota masing-masing 15 orang. Beberapa sudah menghasilkan pendapatan hingga Rp20 juta. Mereka tidak hanya membudidayakan, tetapi juga kami dampingi dalam mengelola usaha, pencatatan keuangan, hingga akses ke perbankan dan jaringan usaha. Dengan begitu, pendapatan meningkat, ekonomi tumbuh, dan kesejahteraan naik,” jelas Inneke.
Menegaskan pernyataan Kapuslatan, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, juga menekankan pentingnya peran generasi muda dalam transformasi pertanian yang modern, inovatif, dan berkelanjutan.
“Sektor pertanian memiliki potensi besar sebagai peluang usaha. Dengan pelatihan, akses modal, dan pendampingan yang tepat, petani muda bisa menciptakan usaha pertanian yang kompetitif dan berorientasi ekspor. Pemerintah melalui Kementan terus berupaya mendukung pertumbuhan sektor ini melalui berbagai program pelatihan dan fasilitasi,” ujar Santi.(Lek).