Gema Jakarta, BANDAR LAMPUNG – Terletak di lokasi strategis yakni di Jalan Batin Mangku Negara, Batuputu, Kecamatan Telukbetung Utara, Bandar Lampung, Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) Lembah Suhita menyajikan pemandangan syahdu layaknya berada di Puncak Bogor atau Lembang Bandung. Tak hanya cocok untuk healing, P4S Lembah Suhita menawarkan edukasi penangkaran lebah madu.
P4S Lembah Suhita dikenal sebagai pelopor dalam pengembangan produk madu asli dan olahannya secara berkelanjutan, sebagai respons terhadap peredaran luas madu palsu yang dapat merugikan masyarakat dan mengancam aspek keamanan serta ketahanan pangan nasional.
Fokus mengembangkan budidaya lebah jenis Apis mellifera dan lebah jenis Heterotrigona itama, P4S Lembah Suhita memiliki teknik yang berbeda. Apis mellifera, lebah madu, dibudidayakan dalam kotak kayu (stup) dengan perawatan rutin, termasuk kebersihan dan pemberian pakan.
Pemanenan madu Apis mellifera dilakukan dengan alat ekstraktor madu. Sedangkan Heterotrigona itama, lebah tanpa sengat, dibudidayakan dalam kotak atau log dengan memperhatikan lokasi yang sesuai dan pakan yang beragam.
Pemilik atau pengelola P4S Lembah Suhita, Suyadi yang juga menjabat sebagai Owner Manager Farming PT. Suhita Lebah Indonesia pun aktif dalam mengedukasi masyarakat mengenai madu asli dan membuktikan mitos-mitos yang beredar seputar madu.
Bersama sang istri Isnina, Suyadi merintis peternakan madu sejak 2016, berawal dari lahan di Batu Putuk yang sekarang menjadi PT. Suhita Lebah Indonesia. Tiga tahun pertama adalah masa-masa suram karena dua kali gagal beternak lebah.
Hingga pada 2019, mereka bertemu dengan peternak lebah dari organisasi Inspirator Lebah Madu Indonesia (ILMI) yang mengajarkan tentang budidaya lebah yang benar. Mereka diedukasi bahwa sebelum budidaya lebah, harus paham dulu itu sumber pakan lebahnya.
Sekitar tiga tahun learning by doing, jatuh bangun merintis peternakan lebah, akhirnya pada 2019, Suhita Bee Farm memanen madu perdananya. Isnina langsung mengurus semua perizinan mulai dari izin edar di BPOM, sertifikat halal, hingga sertifikat nomor kontrol veteriner (NKV) dari Kementerian Pertanian (Kementan).
Untuk pasar lokal sendiri, lanjutnya, Madu Suhita sudah memiliki pelanggan di Jakarta, Surabaya, Yogyakarta, tapi paling banyak di Provinsi Lampung. Saat ini Madu Suhita telah menembus pasar ekspor ke singapore, London, Malaysia, Shopee ekspor melalui sistem shopee, dan Australia.
Untuk omset, Isnina mengatakan mampu mencapai lebih dari 60 hingga 85 juta. Tak ingin kesuksesannya di nikmati sendiri, Suryadi dan Isnina pun sepakat mengembangkan P4S Lembah Suhita dengan fokus pelatihan kewirausahaan, beekeeping, serta keamanan pangan khusus pangan segar asal hewan.
“Kami tak ingin sukses sendiri, maka kami mengembangkan pelatihan agar masyarakat paham terkait budidaya lebah dan mampu meraup manisnya untung dari madu”, tegas Suryadi.
Terkait P4S, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan P4S menjadi salah satu langkah strategis dalam mendukung pertanian berkelanjutan.
Amran juga mengatakan, fokus Kementan diantaranya adalah menggerakan SDM pertanian untuk mendongkrak produktifitas dan menjaga ketersediaan pangan di Indonesia. Salah satunya melalui menggerakkan SDM yang tergabung dalam P4S.
“Melalui program P4S, kita ingin memberdayakan masyarakat di pedesaan agar mampu menghadapi berbagai tantangan dan berkontribusi pada peningkatan produktivitas pertanian,” kata Amran.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, mengatakan bahwa P4S memiliki peran strategis dalam akselerasi dan adopsi teknologi pertanian.
"Dengan menjadi tempat pelatihan dan magang, P4S turut serta dalam mentransformasikan pola pikir dan cara bertani petani Indonesia ke arah yang lebih modern dan berbasis teknologi," ujar Santi.
Kepala Pusat Pelatihan, BPPSDMP, Inneke Kusumawaty menambahkan P4S merupakan pusat belajar, berbagi pengalaman, serta penggerak inovasi dan kewirausahaan di wilayah masing-masing. Penguatan peran P4S sangat diperlukan agar P4S dapat kontribusi nyata dalam pembangunan pertanian berbasis komunitas yang mandiri dan berkelanjutan,” jelas Inneke.
Berkesempatan meninjau langsung P4S Lembah Suhita, Ketua Kelompok Substansi Kelembagaan dan Kerjasama, Puslatan, Rip Krishaditersanto, Senin (4/08/2025) mengatakan bahwa P4S Lembah Suhita dinilai tidak hanya unggul dari sisi produksi, tetapi juga dari aspek pemberdayaan masyarakat, pendidikan pertanian, dan pelestarian lingkungan. Kolaborasi dengan akademisi, seperti dengan Politeknik Negeri Lampung, telah menunjukkan sinergi antara dunia pendidikan dan sektor usaha pertanian.
“Kunjungan ini diharapkan dapat memperkuat posisi Lembah Suhita sebagai destinasi pelatihan pertanian modern dan pusat agroekowisata yang berdaya saing, baik di tingkat nasional maupun internasional”, tutup Rip.(Lek).