Iklan

Filosofi dan Asal Usul Angpao Di Perayaan Imlek

16 Februari 2018, Februari 16, 2018 WIB Last Updated 2018-02-16T16:27:54Z
NEWSGEMAJAKARTA.COM, JAKARTA - Angpau bisa jadi hal yang paling ditunggu oleh anak-anak saat perayaan Imlek. Tradisi memberi uang di Tahun Baru Cina memang telah lama dilakukan dan bahkan menyebar ke tradisi perayaan lain. Cerita mengenai angpau yang paling umum adalah Warna merah pada Ang Pao melambangkan keberuntungan dan juga penangkal roh jahat.

Untuk anak- anak dan orang yang masih lajang biasanya akan menerima angpao. Angpao identik dengan warna merah yang di dalamnya terdapat sejumlah uang. Membagikan angpao dipercaya bisa memberikan berkah bagi orang lain dan memperlancar rejeki.

Dalam masyarakat Tiongkok dan Asia Timur lainnya, amplop merah atau paket berwarna merah yang disebut Hong Bao dalam Mandarin, Ang Pao dalam bahasa Hokkien, dan Lai See dalam bahasa Kanton adalah hadiah uang yang diberikan selama perayaan Imlek atau hari special lainnya.

“Cerita Mengenai angapo banyak yang paling umum adalah bungkusan merah guna mengusir setan,” kata Ketua Program Studi China Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, Hermina Sutami, Seperti dilansir Tribuntravel.com, Kamis (8/2/2018).

Pada buku 5000 Tahun Ensiklopedia Tionghoa 1 karya Christine dan kawan-kawan, terbitan St Dominic Publishing tahun 2015 disebutkan bahwa warna merah di Cina juga identik dengan api, melambangkan kemeriahan dan kehangatan.

Maka tak heran warna merah mendominasi ornamen Imlek. Selain arti dari warna merah, angpau juga memiliki makna filosofi transfer kesejahteraan atau energi. Transfer kesejahteraan dari orang mampu ke tidak mampu, dari orangtua ke anak-anak, dari anak-anak yang sudah menikah ke orangtua. 

Tidak ada sumber sejarah yang jelas dari mana asal-usul tradisi pemberian amplop merah bermula. Di Tiongkok, selama masa Dinasti Qing, para orang tua melubangi koin dan memberikan benang merah. Uang atau koin ini disebut yasui qian yang artinya “uang penangkal roh jahat”



Yasui qian juga diyakini untuk melindungi para orang tua dari penyakit dan kematian. Lama kelamaan, Yasui Qian digantikan oleh amplop merah seiring dengan uang kertas mudah ditemukan. Hal tersebut diyakini sebagai asal-usul dari angpao yang bermula dari tradisi yasui qian.

Pemberi angpao biasanya adalah orang yang telah menikah. Jadi selain anak-anak, orang yang belum menikah masih berhak mendapatkan angpao. Bukan hanya berbagi rezeki tetapi juga doa agar cepat mendapat jodoh. 

Jika orang yang belum menikah ingin memberikan uang, dapat memberi uang tanpa dibungkus amplop merah tersebut. Tidak ada aturan untuk besaran jumlah uang di angpao. Semua disesuaikan dengan kemampuan yang memberi. Tradisi memberi angpao ini juga ada di momen perayaan lain, seperti Lebaran.

"Budaya Betawi mengadopsi kebiasaan keturunan Tionghoa ini untuk memberikan angpao kepada anak-anak kecil. Amplopnya sudah tidak berwarna merah lagi, tetapi hijau," kata Hermina. (Tisna)

Editor : Heri Tambora
Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Filosofi dan Asal Usul Angpao Di Perayaan Imlek

Terkini

Iklan