Iklan

SANGGAR KETAPANG - KAMPUNG CACING, Kreativitas Anak Pinggiran Sungai Cisadane.

28 Juli 2020, Juli 28, 2020 WIB Last Updated 2020-07-28T16:02:11Z
GemaJakarta, Kota Tangerang - Mempertahankan tradisi dan nilai - nilai kearifan lokal sebuah wilayah merupakan sebuah keniscayaan. Interaksi yang terjalin selama bertahun - tahun dengan latar belakang asal usul maupun budaya yang berbeda pada akhirnya menghasilkan sebuah nilai nilai baru yang luhur yang dapat ditumbuh kembangkan menjadi sebuah tradisi.

Kampung cacing yang merupakan sebuah sentra budidaya cacing sutra dibantaran sungai Cisadane, Rt.004/03 Kelurahan Karawaci, Kecamatan Karawaci, Kota Tangerang, Provinsi Banten memiliki karakteristik tersendiri.

Selain menjadi sentra budidaya cacing sutra sebagai pakan utama ikan terutama ikan hias yang menjadi penghasilan utama penduduk, anak - anak kampung cacing memiliki kebiasaan latihan menari sebagai bentuk mempertahankan budaya asli.

Titi Sulastri (Instruktur Tari Tradisional Sanggar Ketapang - Kampung Cacing)
Titi Sulastri selaku instruktur senantiasa semangat dalam melatih dan melakukan pembinaan terhadap anak - anak kampung cacing yang rata - rata masih SD. Berbekal pengalaman latihan menari sejak kelas 5 SD sudah cukup membuatnya mampu melatih berbagai tarian tradisional.

Tarian Lenggang Cisadane merupakan tarian wajib yang dipelajari karena tarian ini merupakan tari tradisional khas Tangerang.

"Meskipun di tempat dengan fasilitas yang sederhana, saya berharap anak - anak yang ikut latihan menari tetap semangat dan bisa ikut terus latihan", tandas gadis yang baru lulus SMK. Ia menambahkan, "semoga anak - anak ini bisa menjadi penari - penari tradisional yang profesional yang dapat mengharumkan nama kampung cacing", harapnya.

Tri Sekar Ayu (11 Tahun), Anggota Sanggar Ketapang - Kampung Cacing

Tri Sekar Ayu yang masih sekolah kelas 5 SD merasa senang bisa ikut latihan menari. Ia merasa bersyukur karena dengan menari bisa menambah pengalaman dan juga menambah rasa percaya diri. "saya ingin sekali menjadi penari tradisional yang bisa mewakili Indonesia untuk bisa tampil di luar negeri", imbuh gadis yang masih berusia 11 tahun ini.

Yuswanto (Mang Iyus, 45 Tahun), Tokoh Masyarakat Kampung Cacing

Yuswanto (45 tahun) yang akrab di panggil mang Iyus selaku tokoh masyarakat kampung cacing menyampaikan rasa senangnya, dengan adanya latihan menari tradisional. Karena, menurutnya dengan adanya latihan tarian, anak - anak kampung cacing khususnya anak nya bisa mengenal dan melestarikan budaya asli Indonesia.

"Semoga dengan adanya kegiatan seperti ini, bisa lebih mengenalkan nama kampung cacing secara lebih luas dan khusus buat anak - anak yang latihan menari semoga bisa mengangkat budaya yang ada di kampung cacing ke dunia internasional karena potensi - potensi yang ada di kampung cacing sini". Yuswanto berharap (Andre Hans)
Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • SANGGAR KETAPANG - KAMPUNG CACING, Kreativitas Anak Pinggiran Sungai Cisadane.

Terkini

Iklan